Sab. Jul 27th, 2024

Mengais Rejeki Dari Rumput Laut Liar di Pantai Sebalang Lamsel

By kontannews Mar 12, 2023

Kontannews.com – – Terik sang surya siang itu seakan tidak dirasakan lagi oleh pria berkaos warna kuning, yang tidak memakai alas kaki celana pendek itu. Dia sibuk membolak-balikan rumput laut liar di tepi pantai Desa Tarahan, Kecamatan katibung, Lampung Selatan.

Rumput laut liar yang didapatnya dari menyisir pantai hingga ke tengah hanya menggunakan karung yang di dimodifikasi menjadi karung ukuran besar untuk menaruh hasil buruannya.

Pencairan rumput laut liar yang dilakukan Jaili (37) warga Dusun Gubuk garam, Desa tarahan tidak hanya di pinggiran pantai. Bahkan, harus ke tengah menyelam tanpa alat bantu pernapasan kayaknya penyelam.
Dalam sehari, buruh serabutan itu bisa menghasilkan paling banyak belasan kilogram rumput laut liar yang didapatnya dari perairan laut Desa Tarahan.

“Kalau sehari dapat belasan kilogram rumput laut liar dalam kondisi basah,” kata dia, Minggu, 12 Maret 2023.

Jaili menyatakan rumput laut liar yang berwarna kecokelatan dalam kondisi basah, dijemurnya di pinggiran, beralaskan putihnya pasir pantai, sambil sesekali dibolak-balik, agar cepat mengering.

“Rumput laut ini, sudah kering baru laku dijual,” ujarnya.

Harga rumput laut liar kering mencapai Rp1.500/kg. Setiap dua sampai dengan tiga hari pengepul datang membeli hasil buruannya.

“Ada pengepul yang datang, kadang dua sampai tiga hari sekali,” katanya.

Jaili menuturkan hasil pencarian rumput laut liar sangat bergantung dengan cuaca. Jika kurang bersahabat, hasil sedikit ditambah lagi apabila turun hujan.

“Kalau ombak besar hasil sedikit, sedangkan musim hujan, rumput laut tidak bisa di jemur,” ujar dia.

Pria yang hidup di Dusun terpencil di ujung Desa Tarahan dengan istrinya itu mengaku tidak mengetahui manfaat dari rumput laut liar, sehingga memiliki nilai ekonomi yang bisa menghidupi keluarganya.

“Sudah belasan tahun nyari rumput laut, tapi tidak tahu digunakan untuk apa,” katanya.

Para pencari rumput laut liar di Desa tarahan, semakin hari kesulitan mendapatkan tempat untuk menjemur. Sedangkan wilayah pantai kebanyakan dikomersialkan.

“Kesulitan mereka tempat untuk menjemur, karena kebanyakan pantai sudah di komersil kan,” ujar Bambang (35) salah seorang pencari rumput laut lainya masyarakat setempat.

Menurutnya, untuk keberlangsungan usaha masyarakat, budi daya rumput laut liar tersebut pernah dicoba, namun tidak cocok di perairan Desa tarahan, karena gelombang ombak sering tidak menentu.

“Dulu pernah dicoba budidaya, tapi rusak akibat gelombang tinggi,” ujarnya.

Bambang menambahkan banyak potensi yang bisa dihasilkan masyarakat dari hasil laut, seperti menangkap ikan dan mencari rumput laut, namun butuh dukungan dari pemerintah, untuk memajukan usaha mereka.

“Banyak bisa dihasilkan dari laut, tapi butuh dukungan dan harga rumput laut juga tidak stabil dulu mencapai 2.500/kg sekarang hanya 1.500/kg,”keluhnya.

Reporter:Aceng

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *