Kontannews.com – Tanggamus – PT. Paragon perdana mining (PPM) sebuah perusahaan yang memiliki kontrak perjanjian kontrak karya (KK) dengang pemerintah Indonesia berdasarkan SK Kementrian ESDM No. 380.K/30/DJB/2017 dan No.196.K/30/DKB/2020. Untuk melakukan kegiatan operasi produksi Batuan Zeolite yang berada di Pekon Tengor kecamatan Cukuh Balak kabupaten Tanggamus Lampung, sampai saat ini belum bisa beroperasi diakibatkan oleh sulitnya perizinan terminal khusus (Tersus).
Humas PT PPM Sugiharto saat kami sambangi di kediamannya. Rabu, 26 Juni 2024, menyampaikan data terakhir karyawan non skill mencapai puluhan karyawan yang akan dirumahkan. Meskipun begitu, ia memastikan tenaga kerja non skill tersebut, masih dirumahkan belum dipecat atau di PHK.
“Intinya mereka (karyawan) masih dirumahkan dan belum di PHK, ia berharap keputusan ini tidak berlangsung lama, sebab sampai saat ini PT PPM belum dapat melakukan eksport batu Zeolite akibat terhalang oleh sulitnya mendapat ijin Tersus, yang diisyaratkan oleh Dinas Kelautan dan perikanan provinsi Lampung yakni harus ada Berita acara sosialisasi dan Berita acara kesepakatan dengan pihak PT Windu mantap mandiri, ” kata Sugiharto.
” Kita berharap ada kesepakatan antara PT PPM dg PT Windu mantap mandiri yang bisa di mediasi oleh dinas kelautan dan perikanan provinsi Lampung, sehingga perusahaan tambang Zeolite ini dapat segera beroperasi dan karyawan yang di rumahkan bisa segera bekerja lagi, ” harapnya.
Mirzi Irawan ketua Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Kelautan dan perikanan kecamatan Cukuh Balak mengkhawatirkan dampak negatif tidak beroperasinya perusahaan batuan Zeolite dengang luas 1.411 hektar ini, akibat dari pengaduan dari PT Windu berpotensi menghambat kemajuan secara ekonomi di kecamatan Cukuh balak, bahkan nasional.
“Paragon tidak beroperasi sangat berpengaruh besar dan akan mengganggu perekonomian kami, ” ujarnya.
Kami mencari tahu tentang tanggapan para pekerja yang akan dirumahkan dan akan kehilangan sumber pemasukan untuk menghidupi keluarga mereka, kemudian para pekerja rata-rata berharap ingin diperkerjakan kembali. Ahmad Yani salah satu karyawan yang di rumahkan mengatakan “sebenarnya mendengar berita ini kami seluruh karyawan yang dirumahkan merasa sedih, bagaimana nasib keluarga kami karena kami tidak ada lagi pemasukannya, mewakili seluruh karyawan kami berharap semoga saja kami bisa di pekerjakan kembali, ” ujarnya. (Rizal)